Yang Unik Negara Dengan Bahasa Jawa

Written on 14.10 by ucul

Negara yang penduduknya menggunakan bahasa Jawa rupanya tidak hanya dapat kita temui di Indonesia saja. Pada saat Belanda menjajah Indonesia, maka Belanda pun mengirim banyak orang Jawa sebagai budak ke negara Belanda. Oleh karena itulah, kita masih bisa mendengar bahasa Jawa di Negara yang dijuluki sebagai Kincir Angin tersebut.Yang unik dalam hal tersebut adalah, karena minat orang asing terhadap bahasa atau sastra Jawa sungguh besar pada saat itu. Dan, negara Belanda sebagai negeri bekas penjajah. Jawa rupanya menjadi sebuah gudang besar dari orang-orang atau para pakar yang memiliki minat khusus terhadap keberadaan bahasa Jawa.

Gudangnya itu bisa kita temui misalnya di Universiteit Leiden, yang merupakan universitas tertua di Belanda yang didirikan pada tahun 1575 silam. Di Universitas yang didirikan oleh Pangeran Willem van Oranje, yang merupakan tempat dari sekitar 17 ribu mahasiswa menimba ilmu tersebut, kita dapat melihat naskah-naskah kuno berhuruf Jawa atau sastra Jawa kontemporer yang masih terawat dengan baik.

Negara yang mengenal bahasa Jawa lainnya adalah Kaledonia Baru atau dalam bahasa Perancis disebut dengan Nouvelle Calédonie, yang adalah sebuah negeri di seberang laut milik Perancis dan terletak di Samudra Pasifik bagian selatan. Negara kepulauan yang disebut sebagai Kanaki ini telah dikuasai oleh Perancis selain Polinesia Perancis. Status ini pun dikenakan sampai tahun 1998. Namanya itu berasal dari bahasa Latin Skotlandia dengan ibu kotanya ialah Noumea. Daerah ini dihuni oleh sebagian besar orang dari suku Jawa.

Pada jaman dulu, orang Jawa yang menetap di Kaledonia Baru menjadi kuli kontrak atau mencari kehidupan lebih baik di negeri asing. Perpindahan orang Jawa di Kaledonia itu juga sama dengan orang Jawa Suriname, tetapi kepindahan orang Jawa di Pasifik sudah terhenti sejak tahun 1949. Pada tanggal 1 September 2006 saja, jumlah penduduk Kaledonia Baru sudah tercatat sebanyak 237.765 jiwa. Orang Jawa yang tinggal di Kaledonia Baru tetap menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa dalam kehidupan sehari-harinya pada masa itu, akan tetapi seiring dengan berkembangnya jaman dan berjalannya waktu, pada saat ini anak-anak mudanya justru sudah tidak bisa berbahasa Jawa. Mereka hanya bisa berbicara bahasa Perancis saja.