Sekilas Tentang Asal-Usul Tanda Baca

Written on 23.08 by ucul

Setiap orang di dunia pasti akan selalu menggunakan tanda baca setiap kali menulis, mulai dari tanda tanya, tanda seru, dan juga tanda sama dengan. Dengan adanya tanda baca, kita akan menjadi lebih mudah mengerti dan memahami maksud dari setiap tulisan yang sedang dibaca. Akan tetapi, apakah Anda sudah mengetahui seperti apa asal-usul dari berbagai tanda baca tersebut? Jika belum, ada baiknya untuk Anda menyimak pembahasannya seperti di bawah ini.

1. Tanda Seru (!)

Menurut asal usulnya, sama halnya seperti tanda tanya, pada awalnya tanda seru ini juga diawali dengan menumpuknya huruf. Tanda seru ini menurut sejarahnya berasal dari kataio yang dalam bahasa Latin berarti seruan kegembiraan. Maka dari itu, huruf i ditulis di bagian atas huruf o. Akan tetapi, lama-lama menjadi disingkat dan huruf o pada bagian bawahnya juga semakin diperkecil sehingga menjadi tanda titik saja.Oleh sebab itu, timbullah tanda seru seperti yang sering kita gunakan sekarang ini.

2. Tanda Tanya (?)

Sesuai sejarahnya, pada jaman dahulu di dalam bahasa Latin untuk memberikan sarat pada setiap pertanyaan yang ingin ditulis maka setiap orang harus menuliskan kata Questio pada setiap akhir kalimat yang mereka tulis tersebut. Hal itu berguna untuk menandakan jika kalimat tersebut merupakan kalimat tanya dan harus dijawab. Seiring dengan berjalannya waktu, dengan tujuan untuk menghemat tempat menulis dan juga mengirit waktu, maka kata Questio tersebut pada akhirnya disingkat menjadi qo. Setelah itu, lama-kelamaan dipersingkat lagi menjadi huruf q kecil yang berada diatas tulisan huruf o. Pada akhirnya, huruf q yang ditulis semakin kurang jelas dan hanya menyerupai garis bergelombang saja dengan huruf o yang juga dapat kita lihat sebagai titik yang kita gunakan sebagai tanda baca hingga saat ini.

3. Tanda Sama Dengan (=)

Pertama kali tanda sama dengan ini merupakan penemuan oleh salah satu ahli matematika Inggris yang bernama Robert Recorde pada tahun 1557 lalu. Dengan masih menggunakan bahasa Inggris kuno, ia berpikiran akan memakai tanda tanya ini seperti biasanya, terdapat satu pasang garis dengan panjang sejajar, atau kembar dengan panjang yang serupa, karena tak ada dua hal lagi yang dapat lebih disamakan dengan dua garis sejajar itu. Akan tetapi, tanda sama dengan yang kita gunakan sekarang ini sudah lima kali lebih kecil dari tanda sama dengan yang pertama kali diciptakan Robert.